Minggu, 30 September 2012

Bagaimana Menghadapi Musuh Islam?

Menyikapi Kasus Penghinaan Nabi lewat film ‘Innocence of Muslims’
Bagaimana Menghadapi Musuh Islam?
Menghadapi Musuh Islam
Mesti Karena Allah (Lillah) dan Di Jalan Allah (Fillah).
Cinta dan Benci Karena Allah
Kaum muslimin di berbagai belahan dunia belakangan ini melakukan demontrasi besar-besaran dipicu oleh film Innocence of Muslims, yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. Sikap kita sebagai seorang muslim adalah merasa prihatin dengan kondisi tersebut, dan mengecam tindakan yang tidak bertanggungjawab tersebut sebagai provokasi untuk memecah stabilitas kedamaian dunia.
Rasa kekecewaan seorang muslim adalah suatu sikap kewajaran. Terlepas dari kepercayaan non muslim terhadap sosok Nabi Muhammad, bagi seorang muslim Beliau Saw adalah pribadi yang dicintai, diakui dan mesti diikuti keteladanannya.
Adalah fitrah jika kekasih yang dicintai dihina atau dibenci orang lain menimbulkan kemarahan seseorang yang mencintainya. Jika tidak timbul rasa marah, maka dipertanyakan kecintaannya itu. Akan tetapi persoalannya adalah mengungkapkan kemarahannya mesti Fillah (karena Allah dan di Jalan Allah).[1]
Orang yang beriman pasti mendapatkan buah keimanan berupa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kalau orang mengaku beriman tapi tidak memiliki atsar (bekas) keimanannya berupa kecintaan (Mahabbah), maka dianggap dusta keimanannya. Dalam setiap urusan dunia ini setiap mukmin mesti mengaplikasikan rasa cinta sekaligus benci karena Allah dan di jalan-Nya.
Menentukan perbuatan seseorang karena Allah atau tidak adalah sulit dibuktikan, karena ada di dalam hati. Sedangkan kategori di jalan Allah itu diketahui dengan melihat perbuatan tersebut mengikuti aturan Allah atau tidak. Dalam hal ini apakah mengekspresikan kebencian tersebut sesuai dengan aturan syari’at?
Pergerakan umat Islam yang menunjukkan kemarahannya kepada pembuat (produser)nya berdasarkan apa yang kita lihat sebagai reaksi dari pembuatan film tersebut belum tentu motivasinya karena Allah dan dilakukan di jalan Allah.[2]
Aturan Islam menghadapi Musuh
Dalam menyikapi kasus ini Islam memberikan aturan yang jelas, di mana pelaku kejahatan dibalas sesuai dengan apa yang dilakukannya. Apabila ia melukai mata, mesti dibalas dengan mata, tangan dibalas dengan tangan, telinga dibalas dengan telinga, dan seterusnya. Hal tersebut (apabila perlu dibalas), dan membalasnya adalah bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelakunya.[3] Dalam melakukannya tidak melampaui batas seperti yang banyak terjadi.
Sebagai contoh pembelajaran bagi umat dalam menyikapi tindakan orang yang memusuhi Islam, adalah bagaimana strategi dan aturan Islam dalam melakukan peperangan pada masa dahulu. Dalam peperangan Islam balasan atas tindakan zhalim kaum kafir adalah sesuai dengan apa yang diterima oleh kaum muslimin. Oleh karenanya dalam Islam hanya mengenal tipe peperangan yang defensif, yakni dalam rangka menjaga kehormatan. Bukan ofensif yang sengaja membuat peperangan, berdakwah dengan mengangkat senjata. Perang dalam Islam adalah sebagai bentuk reaksi atas perlakuan zhalim dan kesewenangan musuh yang merugikan umat.[4]
Dalam sejarah Islam, awal terjadinya perang adalah sebatas diizinkan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ ﴿الحج: ٣٩﴾
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Kuasa menolong mereka itu.
Perang yang dijalankan Rasulullah adalah perang yang terhormat, ditentukan waktu dan tempatnya, tidak dilakukan di tempat yang menyebabkan korban sipil. Hikmahnya adalah orang yang tidak siap di kedua belah pihak tidak terkena efeknya. Dan orang yang berangkat ke medan perang adalah orang yang siap dengan resikonya.
Berbeda dengan apa yang kita saksikan sekarang ini. Bom meledak di mana-mana, di masjid, pasar atau tempat keramaian lainnya. Sabotase, penghancuran fasilitas umum, bom bunuh diri adalah bentuk penyimpangan perilaku sebagian umat Islam dalam menyikapi persoalan kontra terhadap tindakan zhalim musuh-musuhnya. Inilah yang membuat bingung umat lain melihat perilaku sebagian umat Islam, sementara ajaran Islam di satu sisi didengungkan sebagai agama yang membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Umat Islam tidak diajarkan berdiam diri ketika Islam dihina orang lain, tapi rasa kekecewaan atau kebencian tersebut diekspresikan dengan tindakan yang sesuai dengan Siyasah Al-Islamiyyah dan tidak ngawur (sembarang, semaunya). Demonstrasi yang dilakukan sebagian umat Islam secara anarkis di mana-mana pada akhirnya merugikan kelompok umat Islam sendiri, karena tidak mengikuti prosedur Allah dan Rasul-Nya. Karena Allah tidak meridhai perbuatan tersebut sebagaimana diungkapkan dalam Ayat-Nya: Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. [QS. Al-Maidah: 45]
2 Tipe Kelompok Islam Phobia
Apakah aksi kebencian terhadap Rasulullah Saw itu baru-baru ini saja terjadi? Ternyata ungkapan kebencian tersebut sudah ada pada masa dahulu, bahkan dilampiaskan oleh orang dekat Beliau sendiri, yakni pamannya. Apa yang terjadi saat ini hanyalah pengulangan sejarah. Sejak Nabi Muhammad Saw diutus hingga saat ini, penghinaan dan penistaan terhadap Beliau Saw sudah terjadi berkali-kali, pelakunya muncul silih berganti.
Ada dua kategori kelompok yang membenci Islam (Islam phobia). Yang pertama kebencian yang didasarkan oleh pengetahuannya, dan kedua, karena kebodohannya. Ada komunitas umat yang membenci Islam karena mereka mengetahui Islam bahkan dari sisi yang dalam. Sebagai contoh kelompok Yahudi pada masa Rasulullah Saw yang telah mengetahui kepribadian Nabi Saw sehingga disebutkan dalam Al-Quran: Ya’rifuunahuu kamaa ya’rifuuna abnaa-ahum [mereka mengenal Nabi Saw seperti mereka mengenal anak-anak mereka, Q.S. Al-An’am: 20 ] 
Kelompok Islam phobia yang kedua adalah mereka yang tidak mendapatkan informasi yang benar tentang Islam. Padahal Islam tidak seperti apa yang dipikirkannya. Mereka keliru menilai Islam sebagai agama yang merangkul seluruh umat, karena dilemahkan dengan fakta perilaku sebagian umat Islam yang mengedepankan sikap anarkis, melakukan tindak kekerasan, dan tindakan lain yang memengaruhi pemahaman mereka.
Tindakan Bijaksana
Tindakan yang terbaik dalam menyikapi permusuhan yang dilakukan orang yang membenci berdasarkan kategori di atas adalah sikap menahan diri dari sikap emosional sehingga melahirkan buah kebijaksanaan dalam menentukan keputusan. Sebab banyak peristiwa besar yang menyudutkan umat Islam dengan berbagai kebencian, ternyata membuat semakin banyak orang meneliti Islam sebenarnya, dan tidak sedikit mereka akhirnya mengakui kebesaran dan keagungan ajaran Islam.
Sikap menahan emosi merupakan tindakan bijaksana dalam beragama. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw dalam menyepakati perjanjian Hudaibiah[5] meskipun isinya sangat merugikan pihak muslim. Pada akhirnya perjanjian tersebut membuka jalan setahap demi setahap  kepada kelapangan perkembangan Islam di Mekah dan Madinah selanjutnya.
Dalam buku Introduction to the Study of the Holy Qur’an diceritakan:
Dua hal yang memikat perhatian terjadi pada waktu penandatanganan perdamaian Hudaibiah. Sesudah syarat-syarat selesai disepakati, Rasulullah s.a.w. mulai mendiktekan persetujuan itu dan bersabda, "Dengan nama Allah Yang Pengasih, dan Penyayang."
Suhail berkeberatan dan berkata, "Allah kami kenal dan beriman kepada-Nya, tetapi apakah tambahan Yang Pengasih dan Penyayang itu?” Persetujuan ini antara dua golongan. Oleh karena itu, kepercayaan agama kedua pihak harus dihargai."
Rasulullah s.a.w. segera menyetujui dan bersabda kepada juru tulisnya, "Tulis hanya 'Dengan nama Allah'." Kemudian Rasulullah s.a.w. meneruskan mendiktekan kata-kata persetujuan tersebut. Kalimat pembukaan berbunyi, "Ini adalah syarat-syarat perdamaian antara kaum Mekkah dan Muhammad Rasulullah." Suhail berkeberatan lagi dan berkata, "Jika kami memandang anda Rasulullah, kami tidak akan memerangi anda." Rasulullah s.a.w. menerima penolakan ini juga.
"Muhammad Rasulullah" diganti dengan "Muhammad bin Abdullah." Karena Rasulullah s.a.w. menyetujui dan menerima tiap-tiap penolakan kaum Mekkah, para Sahabat menjadi resah atas penghinaan itu. Darah mereka mulai mendidih dan Umar, orang yang paling berang, pergi kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata, "Ya Rasulullah, tidakkah kita ada di pihak yang benar?"
"Benar," jawab Rasulullah s.a.w., "kita ada di pihak yang benar."
"Dan tidakkah kita diberi tahu oleh Tuhan bahwa kita akan berthawaf di Ka'bah?" tanya Umar.
"Ya," sabda Rasulullah. "Jika demikian mengapa ada persetujuan ini dan mengapa ada kata-kata yang menistakan ini?"
"Benar," kata Rasulullah s.a.w., "Tuhan memang memberi khabar ghaib bahwa kita akan berthawaf dengan damai, tetapi Tuhan tidak mengatakan kapan. Aku menyangka bahwa hal itu akan terjadi tahun ini. Tetapi aku dapat saja salah. Harus pada tahun inikah?"
Umar Ra. bungkam. Kemudian sahabat-sahabat lain mengemukakan keberatan mereka. Di antaranya ada yang bertanya, mengapa mereka menyetujui pengembalian seorang pemuda yang masuk Islam kepada ayahnya atau walinya tanpa mendapat syarat yang setimpal untuk seorang Muslim yang kemudian ingkar atau pergi kepada kaum Mekkah.
Rasulullah s.a.w. menerangkan bahwa tidak ada kerugian dalam hal ini. "Tiap orang yang masuk Islam," sabda beliau "ia masuk karena menerima kepercayaan-kepercayaan dan amalan-amalan yang diajarkan oleh Islam, ia tidak menjadi orang Islam untuk menggabungkan diri kepada suatu jama’ah dan menerima adat-adat kebiasaannya. Orang demikian itu akan menyampaikan Islam kemanapun juga ia pergi dan menjadi wahana penyebar Islam. Tetapi orang yang meninggalkan Islam tidak berguna bagi kita. Jika dalam hatinya tidak lagi beriman kepada apa yang kita percaya, ia bukan lagi seorang di antara kita. Maka lebih baik ia pergi ke tempat lain."
Jawaban Rasulullah s.a.w. itu memuaskan hati mereka yang mula-mula meragukan kebijaksanaan Rasulullah s.a.w.. Hal itu hendaknya memuaskan semua orang masa kini yang berpendapat bahwa dalam Islam hukuman bagi orang murtad ialah hukum mati. Jika hal itu memang demikian, Rasulullah s.a.w. tentu akan menuntut dikembalikan dan menghukum mereka yang meninggalkan Islam.
Ternyata apa yang diambil oleh Rasulullah Saw tersebut menjadi jalan keluar penyelesaian masalah umat Islam dengan kaum kafirin ketika itu. Hasilnya, sebagaimana yang kita ketahui, langkah dakwah Islamiyyah mengalami kemajuan secara bertahap walaupun bukan tanpa tantangan.
Sikap bijaksana ini pula yang dilakukan oleh Khalifah sesudahnya, Abu Bakar Ash-Shidiq ketika mengirim delegasi pertama ke negeri Syria (Suriah) dengan mengatakan,
Hendaklah kalian bersikap adil. Jangan patahkan keyakinan yang telah kalian ikrarkan. Jangan memenggal seorang pun. Jangan bunuh anak-anak, laki-laki atau perempuan. Jangan rusak atau membakar pohon-pohon kurma, dan jangan tebang pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan. Jangan bunuh domba-domba, ternak-ternak atau unta-unta, kecuali sekedar untuk dimakan. Mungkin secara kebetulan kalian akan menemui orang-orang yang telah mengundurkan diri ke biara-biara, maka biarkanlah mereka dan kegiatan mereka dalam keadaan yang damai.[6]
Begitu pula Umar bin Khatab Ra. ketika Islam menyebar menuju wilayah Bizantium, Persia dan India. Saat itu banyak orang yang beragama Yahudi, Kristen, Zoroaster, Hindu dan Budha takluk di bawah kekuasaannya. Umar Amir al-Mu’minin memberi jaminan perlindungan bagi nyawa, keturunan, kekayaan, gereja dan salib, dan juga bagi orang-orang yang sakit dan sehat dari semua penganut agama.  Gereja mereka tidak akan diduduki, dirusak atau dirampas. Penduduk Ilia (maksudnya Jerussalem) harus membayar pajak (jizyah) sebagaimana penduduk lainnya; dan seterusnya. [7]
Piagam Umar Ra. ternyata terus dilaksanakan dari satu khalifah ke khalifah lainnya. Umat Islam tetap menjadi juru damai antara Yahudi  dan Kristen serta antara sekte-sekte dalam Kristen ketika itu.
Demikianlah bukti sejarah yang mencerminkan betapa agungnya ajaran Islam dalam menghadapi permasalahan konflik dan peperangan. Islam memperlihatkan kehormatan dan kebesaran namanya sehingga mampu menjembatani sengketa antar umat pada masa dahulu.
Sikap umat Islam menghadapi penghinaan terhadap agamanya seharusnya dengan mengekspresikan kebencian dengan cara yang tepat (Fillah) sesuai prosedur yang ditetapkan Allah. Perlakuan mereka yang membenci Islam dijadikan sebagai bahan kritik membangun untuk kita sebagai umat yang terhormat dan bermartabat di mata umat lainnya sebagaimana yang menjadi harapan Allah dan Rasul-Nya.
Lq, 24-9-2012


[1] Huruf Fii [في] yang merupakan salah satu Huruf Jar dalam bahasa Arab mengandung makna yang dalam, sehingga menurut pakar tata bahasa Arab dikatakan ‘Apabila struktur bahasa Arab tidak ada huruf Jar maka Unta bisa berbicara bahasa Arab!’
[2] Yang tampak dari gerakan demonstrasi tersebut adalah mengangkat senjata, melakukan tindakan anarkis, merusak fasilitas umum, mencaci maki hingga adu jotos dengan aparat keamanan (padahal kedua belah pihak adalah sesama muslim). Pembakaran bendera atau atribut Negara tertentu tidak sesuai dengan aturan Islam yang semestinya ditujukan kepada pelaku masalah yang bersangkutan.
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنفَ بِالْأَنفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿المائدة: ٤٥﴾
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
[4] Syekh Abdul Wahab Khalaf mengatakan: “Ayat-ayat yang menyinggung peperangan di dalam sejumlah surat-surat Al-Quran yang diturunkan di Mekah dan Madinah pada umumnya menerangkan pembelaan diri dari pada jihad, yang merupakan salah satu dari dua pilihan, yaitu membela diri dari serangan atau menghancurkan fitnah (sikap aniaya yang diilhami oleh prasangka-prasangka terhadap agama). Jadi, dengan perkataan lain Jihad itu dimaksudkan untuk melindungi misi Islam. ‘Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu memulai permusuhan, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang memulai permusuhan’ [Q.S. Al-Baqarah: 190]. ‘Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi aniaya sedang agama itu semata-mata untuk Allah. Tetapi jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Melihat apa yang mereka kerjakan’. [Q.S. Al-Anfal: 39] ‘Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya, ...... (39)  (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah" [Q.S. Al-Hajj: 39-40].
[5] Dalam Shahih Al-Bukhari bunyi perjanjian Hudaibiyah adalah sebagai berikut: Dengan nama Allah. Ini adalah syarat-syarat perdamaian antara Muhammad bin Abdullah dan Suhail bin Amir, utusan Mekkah. Tidak akan ada perang selama sepuluh tahun. Siapa pun yang berminat menggabungkan diri kepada Muhammad dan mengadakan suatu persetujuan dengan dia, bebas berbuat demikian. Siapa pun yang ingin bergabung dengan kaum Quraisy dan mengadakan suatu persetujuan dengan mereka, bebas untuk berbuat demikian. Seorang belia, atau seseorang yang ayahnya masih hidup, jika ia pergi kepada Muhammad tanpa izin ayahnya atau walinya, akan dikembalikan kepada ayahnya atau walinya. Tetapi, seseorang yang pergi kepada kaum Quraisy, ia tidak akan dikembalikan. Pada tahun ini Muhammad akan kembali tanpa masuk ke Mekkah. Tetapi pada tahun yang akan datang ia dan para pengikutnya dapat masuk ke Mekkah, tinggal selama tiga hari dan melakukan thawaf. Selama tiga hari itu kaum Quraisy akan mengundurkan diri ke bukit-bukit di sekitarnya. Jika Muhammad dan para pengikutnya masuk ke Mekkah, mereka tidak akan bersenjata kecuali pedang bersarung yang para musafir di Arabia senantiasa membawa serta (Bukhari).
[6] A.K Brohi dalam kumpulan tulisan Altaf Gauhar, The Challenge of Islam.
[7] Surat Umar bin Khathab itu dikenal dengan al-‘Uhda al-Umariyyah atau Piagam Jerusalem yang mirip dengan piagam Madinah (lihat al-Tabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk; juga History of al-Tabari: The Caliphate of Umar b. al-Khattab Trans. Yohanan Fiedmann, Albany, 1992, p. 191)

SIFAT_SIFAT NABI MUHAMMAD SAW


Categorized | Pencerahan

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW 1. Beliau biasanya memaafkan musuh dan para sahabat-sahabatnya yang menyakitinya. Di perang Uhud beliau berdoa untuk kaum kafir yang menyebabkan mulutnya berdarah
“Ya Allah maafkan mereka yang tidak tahu”
2. Beliau sangat penyantun. Beliau biasa memberi minum hewan piaraanya dengan ember dan menunggunya hingga selesai. Beliau membersihkan wajah dan mata kuda tungganganya.
3. K etika dipanggil, beliau menjawab dengan berkata “labaik” (ya!)
Beliau tidak pernah melangkahi orang lain. Beliau biasa duduk di kedua kakinya. Ketika menunggang hewan dan melihat ada orang yang berjalan, beliau mengajak orang itu menumpang di hewan tunggangannya.
4. Beliau tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dibanding lainnya. Ketika sedang berada dalam sebuah perjalanan bersama sahabat-sahabatnya mereka bermaksud memasak seekor kambing. Salah seorang di antara mereka memberikan kambingnya. Ada yang menawarkan diri mengulitinya. Ada yang menawarkan sebagai juru masak. Rasulullah SAW kemudian menawarkan dirinya mencari kayu bakar. Para sahabat
berkata “Ya Rasulullah Anda duduk sajalah. Kami yang akan mencari kayunya.”
Beliau menjawab “ya! saya tahu Anda semua siap melakukannya. Tetapi saya tidak ingin duduk-duduk saja sementara yang lain bekerja. Allah tidak suka kalau ada yang duduk-duduk saja sedang yang lain bekerja. ” Beliau lalu berdiri dan pergi mencari kayu bakar.
5. Ketika beliau mengunjungi sahabat-sahabatnya beliau tidak selalu duduk di bagian depan. Beliau mencari tempat yang kosong. Ketika beliau datang, sahabat-sahabatnya cepat-cepat berdiri. Beliau berujar “janganlah kalian berdiri untuk menghormatiku bersikaplah biasa seperti ketika kalian kedatangan orang lain. Saya seperti orang lain. Saya makan seperti yang lainnya. Sayapun duduk kalau lelah.”
6. Seringkali nabi duduk di kedua lututnya. Beliau juga pernah berdiri menggunakan lututnya ketika memeluk menyambut sahabat-sahabatnya. Beliau tidak pernah membedakan makanan untuknya dan para pembantunya, demikian juga dalam hal berpakaian. Beliau sering membantu pelayannya menyelesaikan pekerjaan. Beliau tidak pernah menyumpahi atau menyakiti orang lain. Anas bin Malik, yang setia melayaninya berkata, “aku menjadi pelayan Rasulullah selama 10 tahun. Beliau membantuku lebih sering dibanding aku membantunya. Beliau tidak pernah memarahiku. Beliau tidak pernah berkata kasar kepadaku.”
7. Beliau suka menambal sendiri pakaiannya yang sobek, memerah susu kambingnya, dan memberi minum hewan piaraannya. Beliau sering membawa barang-barang belanjaan sendiri ke rumahnya. Dalam perjalanan, beliau sering memberi makan hewan tunggangannya. Kadang-kadang beliau melakukannya sendiri dan kadang-kadang dilakukan oleh pelayannya.
8. Ketika beliau dipanggil dengan sebutan pelayan oleh seorang pelayan, sebuah kebiasaan di Madinah, beliau lalu berjalan dengan pelayan itu beriringan.
9. Beliau sering mengunjungi orang yang sakit dan menghadiri pemakamannya. Untuk menggembirakan hati si sakit, beliau mengunjunginya meskipun si sakit kafir atau munafik.
10. Setelah beliau melaksanakan sholat subuh di Masjid, beliau menghampiri para sahabatnya sambil berkata: “Adakah yang sakit? Bila ada mari kita mengunjunginya.” Kemudian beliau juga berkata:”adakah yang meninggal?Bila ada mari kita membantunya.”Kemudian beliau sering juga berkata:”adakah di antara kalian yang bermimpi sesuatu? Bila ada mari kita tafsirkan mimpinya.” Bila ada yang meninggal beliau membantu menyiapkan pemakamnnya dan menyolatkannya serta menghadiri pemakamannya.
11. Ketika beliau tidak melihat sahabat-sahabatnya selama tiga hari beliau akan menanyaknnya. Bila sahabatnya itu sedang bepergian beliau mendoakannya, atau bila sahabatnya ada dikotanya beliau akan mengunjunginya.
12. Beliau selalu mendahului menyambut orang lain yang dijumpainya.
13. Beliau suka mengendarai unta, keledai, dan kadang-kadang mengajak oranglain menunggang bersamanya.
14. Beliau suka melayani tamunya dan para sahabatnya dan beliau menyatakan:
“orang yang paling dekat dengan masyaraktnya adalah orang yang selalu melayani orang lain.”
15. Tidak seorang pun pernah menyaksikan beliau tertawa terbahak-bahak. Beliau suka tersenyum kecil. Kadang-kadang gigi depannya tampak ketika beliau tertawa.
16. Beliau selalu tampak hati-hati dan cermat. Beliau suka berbicara pelan-pelan. Beliau biasa memulai pembicaraan dengan senyum.
17. Beliau tidak pernah berbicara yang mubazir atau tanpa keperluan. Bila beliau memerlukan sesuatu beliau akan berbicara dengan singkat dan jelas. Terkadang beliau mengulangi pembicaraan sampai tiga kali agar bias dipahami.
18. Beliau biasa bercanda dengan orang-orang asing, orang yang pernah dikenalnya, anak-anak, wanita tua, dan wanita yang menjadi mahramnya (yang tidak boleh dinikahi). Namun demikian, hal itu tidak membuatnya lupa kepada Allah.
19. Tak seorang pun sanggup melihatnya berlama-lama karena kemulyaannya. Bila seseorang melihatnya, ia pasti mulai berkeringat. Beliau sering berkata janganlah engkau ..dirimu! saya bukanlah raja. Saya bukanlah penjahat. Saya adalah anak dari seorang wanita dan saya juga makan daging kering.” Sehingga orang lain hilang kekuatirannya dan menjelaskan masalah yang dihadapinya.
20. Beliau tidak memiliki pengawal atau penjaga. Setiap orang dapat menemuinya dan mengutarakan masalahnya.
21. Beliau sangat pemalu. Beliau biasa memperhatikan wajah orang yang mengajaknya berbicara.
22. Beliau tidak pernah mempermalukan orang akibat kesalahannya. Beliau tidak pernah mengeluhkan orang lain. Kalau beliau tidak senang dengan kata-kata atau perbuatan orang lain maka beliau berkata: “heran koq ada orang yang kelakuannya seperti itu.”
23. Meskipun beliau orang yang memiliki keutamaan, beliau berkata: “Di antara kalian akulah orang yang paling paham tentang Allah dan paling takut kepada-Nya. Bila kalian tahu apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
24. Hatinya sangat mulya dan memiliki keberanian. Di perang Hunain, banyak tentara Muslim lari mengumpulkan harta rampasan perang. Akibatnya di sekitarbeliau hanya tinggal beberapa orang saja. Selanjutnya pasukan musuh menyerang secara tiba-tiba dan mereka mengelilingi Rasulullah. Namun Rasululllah tidak bias ditaklukan.
25. Ada seorang pegulat namanya Rugane. Dia tak terkalahkan. Suatu ketika Rasulullah bertanya padanya “Hei Rugane mengapa kamu tidak mau beriman?” Rugane meminta nabi menunjukan bukti bahwa beliau memang sorang Nabi. Nabi menjawab
“baik kita akan bergulat”. “Maukah engkau beriman bila engkau kalah?” Lau Rugane mengiyakan “Ya saya akan beriman.” Pada ronde pertama Rugane kalah dan membuatnya heran. “Mari kita coba sekali lagi.” Tiga kali berturut-turut nabi bias mengalahkan Rugane. Namun demikian
Rugane tetap tidak beriman “tidak, akau tidak mau beriman.” Katanya
“akut tidak berniat beriman, tadinya aku piker aku akan menang.” Lalu sebagai gantinya Rugane memberikan sebagian hewan ternaknya kepada Rasulullah. Ketika rasulullah sudah berjalan menuju mekah Rugane menyusulnya dan berkata
-“Hei Muhammad bila orang-orang bertanya kepadamu dari mana engkau memperoleh binatang-binatang ini, apa yang engkau katakan? Aku akan katakan bahwa Rugane memberikannya padaku sebagai hadiah.
-Bila orang-orang bertanya mengapa dia berikan kepadamu, apa yang akan engkau katakan? Saya akan katakan “saya bergulat dengannya dan mengalahkannya. Kemudian dia memberiku hadiah sebagai pengakuannya.”
-Tolong jangan katakan itu karena wibawa dan kehormatanku akan jatuh. Katakan saja “kata-kataku telah mempengaruhiny sehingga dia memberikan hadiah padaku.”
-Aku berjanji demi Tuhanku tidak akan berkata bohong.
http://tempatsampah.co.cc/?pilih=lihat&id=12

This post was written by:

- who has written 37 posts on Dunia Untuk Menanam dan Akhrat untuk memetik.
Menjadi Lebih baik adalah tujuan saya, tapi manusia tidak ada yang sempurna maka dari itu, berkaca dari pengalaman adalah guru yang terbaik. Saya sangat bahagia apabila hidup saya bisa sangat berguna dan tujuan akhirat adalah tujuan terakhir tanpa meninggalkan rahmatnya yaitu dunia ini.

14 Responses to “Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW”

  1. avatar Michal Haifa says:
    good post, added you to my RSS reader.
  2. Thanks for your very informative post, I have bookmarked your site, thanks much!
  3. Finally a smart blogger…I love how you will be thinking and writing!
  4. Great job here. I really enjoyed what you had to say.
  5. Do you use any cool plugins on your blog? I’m looking for some more for mine! Thanks.
  6. good post, added you to my RSS reader.
  7. good post, added you to my RSS reader. Hope it works with my FeedBurner
  8. Thankx so much for this! I haven’t been this moved by a blog for a long time! You have got it, whatever that means in blogging. Well, You’re definitely somebody that has something to say that people should hear. Keep up the great work. Keep on inspiring the people!
  9. avatar phentermine says:
    This website has lots of really useful stuff on it. Thanks for informing me.
  10. avatar getdesk says:
    mohon kasih contoh…
    perbuatan baik apa saja yang pernah di lakukan Nabi Muhammad SAW.
    Mohon berikan Contoh Perbuatan baik apa saja yang telah dan pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW.
    berikan contoh kepada siapa saja Nabi Muhammad SAW pernah berbuat baik?
    apa arti berbuat baik?
    apa arti perbuatan baik?
    bagaimana membedakan berbuat dengan sifat?
    mis. jujur, bisa dipercaya, sabar itu sifat bukan perbuatan baik
    sekian
  11. Awesome site, how long have you been working on it?
  12. Love your site man keep up the good work
  13. avatar Interest says:
    Awesome site, how long have you been working on it?

Trackbacks/Pingbacks


Leave a Reply






*

KUMPULAN VIDEO BRUCE LEE

bruce lee vs kareem abdul zabar (game of death)



nunchaku fighting (way of the dragon)

INGIN PUNYA SAYAP COBRA SEPERTI BRUCE LEE??


Aneka Fitness
  • Increase font size
  • Default font size
  • Decrease font size
Anda disini Training Ingin punya sayap kobra seperti Bruce Lee ?

Ingin punya sayap kobra seperti Bruce Lee ?

Mungkin jika Anda diminta membayangkan fisik bintang laga legendaris Bruce Lee, maka mungkin yang terbayang di benak Anda adalah tubuh yang kekar, kering dan berurat, lengkap dengan sixpack yang terbaret-baret penuh dengan luka. Tapi coba perhatikan penampilannya dalam film Way of The Dragon ini. Simaklah ketika Bruce Lee mengembangkan punggungnya maka yang terlihat adalah penampakan otot sayap yang luar biasa bagaikan ular kobra!

Sayap Kobra

Tahukah anda yang membedakan antara atlet angkat besi dan atlet gulat dengan atlet binaraga -- walau mereka semua memiliki otot-otot yang besar -- tetapi tidak ada satu atlet pun di dunia yang memiliki otot sayap sebesar para binaragawan. Tetapi kita sama-sama tahu bahwa Bruce Lee bukanlah seorang binaragawan. Lantas, darimana otot sayapnya yang fantastik itu ? Karena penasaran, kami mencoba mencari tahu apa resep Bruce Lee untuk memperoleh otot seperti itu.

Kami menemukan Bruce suka sekali membaca majalah binaraga dan tidak segan-segan melakukan eksperimen dengan mengikuti contoh program yang ditulis dalam majalah tersebut. Namun demikian program latihan yang dilakukan Bruce Lee kebanyakan ditujukan untuk memperkuat fungsi otot dan sistem kardiovaskular tubuhnya, bukan untuk memperoleh massa otot.


Bruce's early program

Di atas adalah program latihan Bruce di awal karirnya sewaktu masih di Hong Kong. Perhatikan bagaimana Bruce memfokuskan diri kepada latihan untuk memperkuat lengan bawah. Tetapi kami tidak menemukan latihan yang spesifik untuk otot punggung. Kami pun melanjutkan mencari informasi lainnya.

Bruce's training diary

Ini adalah salah satu diary yang ditulis sendiri oleh Bruce. Lagi-lagi kami menemukan latihan Bruce lebih terfokus kepada otot perut dan lengan bawah. Tidak ada latihan untuk otot punggung. Nampaknya kami belum beruntung. Lalu kami pun melanjutkan ke masa dimana ia mulai tinggal di San Fransisco. Di sanalah Bruce mulai tertarik dengan binaraga dan memasukkan beberapa prinsip binaraga ke dalam program latihannya.

Ketika Bruce baru mulai, yang dilakukan olehnya hanya latihan Squat, Pullover dan Curl. Masing-masing tiga set. Ini dilakukkannya dari tahun 1965 sampai 1970. Setelah itu ia mulai semakin banyak menambahkan jenis latihan.

Berikut ini contoh latihan "Lethal Physique" yang dilakukan Bruce Lee 3x seminggu:

Exercise Sets Repetitions
Clean & Press 2 8
Squats 2 12
Pullovers 2 8
Bench Presses 2 6
Good Mornings 2 8
Barbell Curls 2 8

Dari daftar latihan tersebut, seluruhnya adalah jenis latihan basic compound movement - latihan yang melibatkan banyak otot. Pilihan latihan seperti ini memang sangat bagus untuk menambah massa dan kekuatan. Dengan pola latihan seperti ini, Bruce mampu menambah beratnya dari 59 kg menjadi 75 kg. Tetapi maaf sekali lagi kami masih belum menemukan latihan spesifik otot punggung seperti row atau pull up dalam arsenal Bruce tersebut.

Lantas darimana otot sayap kobranya itu ? Aha! Coba kembali tengok sedikit ke atas, bukankah tadi kita melihat Pullover di dalam daftar di atas ? Dari sekian jenis latihan basic compound tersebut, kami akhirnya bisa mengatakan latihan pullover mungkin adalah kontributor yang paling signifikan.

Banyak orang beranggapan bahwa jenis latihan ini hanya berguna untuk memperbesar otot dan rongga dada, padahal jika dilakukan dengan teknik mind-and-muscle connection, gerakan pullover dapat difokuskan pada otot sayap (latissimus). Pada era 60-an, para binaragawan gemar melakukan superset dengan menempatkan pullover sebagai finishing move setelah squat. Tidak jelas apakah Bruce juga melakukan superset yang sama. Tapi yang jelas Bruce selalu menempatkan Pullover setelah Squat.

Dalam melakukan pullover, Bruce merebahkan dirinya ke atas bench datar dengan menggengam barbell yang kemudian ditekan ke atas seperti pada posisi akhir bench press. Dari posisi ini, ia secara perlahan menurunkan barbell ke arah belakang kepala dengan sedikit menekuk sikunya supaya sendi sikunya tidak terlalu menegang, sampai barbell tersebut hampir menyentuh lantai. Pada posisi ini Bruce mulai merasakan perengangan pada otot sayapnya, dan kemudian pelan-pelan melakukan gerakan kebalikannya dengan mengontraksikan otot -otot sayap, dada dan trisep long-head. Ia mengulangi gerakan ini sebanyak 2 set yang masing-masing terdiri dari 8 repetisi.



Nah, anda juga ingin seperti Bruce Lee ? Cobalah menambahkan pullover ke dalam latihan anda. Untuk lebih jelasnya bagaimana melakukan pullover dengan benar, anda bisa menyaksikan video berikut ini.



Selamat mencoba.


Baca juga...

Member Area

Halo, pengunjungJika kamu sudah pernah belanja, masuk sini untuk login

Shopping Cart

Cart
Your Cart is currently empty.

Whey Protein Concentrate

BARUDAK BAGEUR